Senin, 16 Januari 2012

Miracle happens everyday ^^

Dalam perjalanan spiritual pencarian jati diri, lalai, adalah kata yang cocok menghiasi proses yang sedang kujalani. Lalai sholat, lalai bersyukur, lalai di waktu senggang, dan banyak lagi kegiatan wasting time yang sampai sekarang pun kupandang sangat menyenangkan.

Tapi yang membuatku tiba-tiba tersadar dengan rasa malu yang amat sangat adalah bahwa Allah tidak pernah lalai sedikitpun terhadapku. Ada dua kejadian yang dapat mewakili betapa tidak sadarnya aku akan karunia yang melekat padaku, pertama adalah makanan tak terduga di Masjidil Haram, dan kedua diskon luar biasa saat membeli oven.

Kejadian Pertama
Selepas sholat Ashar di Masjidil Haram pada suatu hari di musim panas bulan Juni 2006, saat itu aku sedang menjalani rangkaian ibadah Umroh bertiga dengan mama dan papa, kami berdoa panjang dan penuh pengharapan. Kemudian setelah berdoa, kami berniat sedikit melakukan wisata ke mal terdekat bernama Gazaaz. Perjalanan menuju Gazaaz dari titik di tempat kami sholat agak sedikit memutar lumayan jauh, tapi aku tetap sangat semangat karena berharap akan menemukan beberapa barang yang kusukai untuk dibeli khususnya minyak wangi (tentunya dengan pengharapan yang sangat tinggi bahwa temanku berkata benar akan halnya harga yang lebih miring dengan tingkat keaslian yang sungguh-sungguh original – maklum kalau di Jakarta aku lebih suka beli yang KW a.k.a. palsu tapi tampak asli karena lebih murah meskipun aku harus menyemprotkannya berulang-ulang kali dalam sehari karena cepat menguap akibat tingginya tingkat alcohol dalam minyak wangi KW itu hehe), maka terbayang sudah beberapa minyak wangi asli yang akan kubeli dengan daftar merek yang sudah kuingat diluar kepala. Tiba-tiba perutku bersiul kelaparan, untungnya dengan tingkat volume hanya aku yang bisa merasakan dan mendengarnya dan berkata dalam hati “laper banget nih mana mal-nya jauh lagi”. Wooopppplaaaa….tanpa kusadari ada kakek-kakek bersorban yang tampak masih gagah berdiri di depanku dengan menyodorkan segelas penuh dengan kurma matang, “Hajjah halal”. Bisa diprediksi kurma itu ga sampai 5 menit sudah habis kulalap saking laparnya, sampai lupa bagi mama dan papa haha. Alhamdulillah, di tengah pencarian barang duniawi yang ga penting, Allah tetap mau mendengar jeritan hatiku yang kelaparan saat itu.

Kejadian kedua
Baru-baru ini aku masuk 50 besar kontes menyumbang ide “blue ocean” di kantor (yaaaayyyyy!!!), lumayan dapat plakat sebagai penaik grade harga diri dan voucher belanja Rp.500ribu. Seneng itu sudah pasti. Pokoknya tu plakat udah kupejeng-pejeng ke semua orang di Cabang kantor tempatku bekerja, maklum hawa narsis tingkat tinggi tak terhindarkan lagi hehe. Nah, pastinya lah ya tu voucher langsung diberdayakan di supermarket yang bersangkutan. Dan pergilah kami sekeluarga ke sana dan sibuk memilih-milih oven yang kira-kira cocok dengan harga dan semoga awet dipakai. Dua jenis oven berharga dibawah 500 ribu dari dua merek berbeda yang kami pilih rupanya kehabisan stok. Dengan mata gontai kami terpaksa memilih oven dengan harga terdekat Rp.500ribu, yup ada satu merek yang tinggal display berharga Rp.589ribu dengan papan diskon penyenang hati bertuliskan”diskon 15% bagi pemegang kartu anggota supermarket ini” (huruf yang di bold untuk menyamarkan nama supermarket itu hehe). Dan kemudian kami langsung memanggil mas-mas yang menjaga counter itu sembari dia kemudian menjelaskan bahwa barang display yang di complain tidak bisa diganti dengan barang yang sama apabila supermarket tidak mempunyai stok barang tersebut. Lalu aku disuruh membuat kartu secara gratis demi bisa mendapatkan diskon 15% tadi. Dalam hati “wew rugi juga nih kalo niy barang rupanya error ga bisa diganti, oh well itu urusan nanti yang penting bawa pulang oven dengan harga yang ga jauh-jauh dari Rp.500ribu”.

Hummm dan dasarnya udah nyampe si supermarket pasti beli barang ga cuma yang dicatat saja dong, barang-barang lain pun turut ikutan masuk keranjang terutama cemilan yang bila dihitung-hitung tu cemilan semuanya bakal nomboknya bakal Rp.100ribu deh.
Antrian yang panjang pun kami jabanin demi kepuasan batin membeli dari voucher gratisan, sambil aku terus berdoa semoga nomboknya ga banyak. Ketika tiba giliran kami membayar pun aku sudah siap mengeluarkan alat tempur pembayaran dari voucher sampe duit Rp.200 ribu sampai tiba-tiba si kasir bilang “mbak ngasih ke saya kebanyakan, semuanya Rp.197ribu”, dan seperti rasa tak mau kalah yang aneh aku bilang “hummm kayaknya mbak belum hitung oven ini deh” dan si kasir mengecek sampai dua kali tapi di layar tetap segitu juga harganya. “mbak tambah barang lain saja supaya klop Rp.200ribu”, dengan perasaan takjub aku ambil coklat yang terpajang di dekat mbak kasir itu dan aku hanya menambah Rp.6ribu saja. Keanehan ini pun menjadi tontonan oleh orang-orang yang antri di belakang kami, alih-alih marah karena lamanya kami membayar, mereka pun ikut penasaran dengan diskon luar biasa ini karena baik kasir maupun mas-mas yang jaga counter tersebut pun tidak mengetahui diskon tersebut yang otomatis tercantum di system. Oh well, rezeki tak bisa ditolak kan?hehe. Ucapan selamat pun berdatangan dari orang-orang yang mengantri di belakang kami (aneh juga siy rasanya;p).

“ Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? ; Maha Agung nama Tuhanmu Yang Mempunyai kebesaran dan karunia.” (Q.S. Ar-Rahmaan : 77-78)”

Ayat ini memberikan makna yang sangat dalam, seberapa lalai kita dalam mengingat Allah, tetap saja rezeki Allah untuk kita tidak pernah terputus. Seringkali aku menghitung-hitung keinginan yang sudah terkabul, tanpa sadar Allah telah memberikan keinginan yang bahkan sudah terkabul jauh sebelum aku memintanya – kesehatan, kemudahan urusan, jauh dari kemiskinan, dan kebahagiaan setiap harinya.
#GoZikir



Tidak ada komentar:

Posting Komentar