Minggu, 22 Mei 2011

Rumah baru ^^

Tahun 2011 ini kami punya rumah baru,yaaaaayyy!!!!yah meskipun masih hutang tapi setidaknya bebas dari judul: ngontrak rumah. Alhamdulillah. Rumah baru kami terletak di sebuah kompleks kecil yang cukup menyenangkan, baru sekitar 54 kepala keluarga. Tak jauh dari pintu gerbang kompleks ada pembatas dengan daerah Medan, yang artinya rumah kami sudah termasuk ke dalam area Deli Serdang. Suasana di sini lumayan asri, dari lantai dua terlihat area persawahan dan sekelompok pohon kelapa di bagian belakang rumah kami, sehingga setiap bangun pagi rasanya lagi liburan di puncak hehe.

Dua minggu pertama kami habiskan untuk membersihkan rumah dan merapikan kardus-kardus yang berisi barang-barang kami semua. Secara kami baru memiliki anak pertama yang berusia 1 tahun yang kami beri nama hannah, sehingga kehebohan pun terjadi saat pindahan, beruntungnya kami dibantu oleh mama untuk mengasuhnya sehingga semua terasa enteng. Maaf ya pa, mama kupinjam dulu untuk waktu yang belum ditentukan karena belum ada yang bisa menggantikan aku menjaga anakku selagi aku bekerja selain mama.

Di minggu ketiga dan keempat kami gunakan untuk beristirahat, jet lag setelah beres-beres belum juga selesai nih. Kemudian baru di minggu kelima kami berencana untuk selamatan rumah. Karena budget kami terbatas maka kami tidak mengadakan acara besar-besaran, hanya mengundang anak yatim di sekitar rumah. Untuk tetangga kami bagikan nasi kotak yang dimasak oleh nenek dari teman kantorku, nasi briani masakannya betul-betul sedap dengan ciri khas masakan arab.

Pada hari Sabtu di minggu kelima, datanglah sekitar 36 anak yatim yang kami undang untuk berdoa di rumah kami. Waktu itu ba'da zuhur, dan mereka tampaknya baru pulang sekolah, usianya rata-rata masih SD dan bervariasi dari kelas 1 sampai kelas 6. Mereka menggunakan seragam warna hijau yang telah lusuh, kuperkirakan mereka selalu menggunakan seragam tersebut setiap kali diundang untuk selamatan rumah baru. Anak-anak yatim itu memiliki koordinator yang juga pengurus masjid, sebagai penghubung kami kepada anak-anak dan juga pak ustadz. Ada sebagian dari anak-anak itu yang bersaudara kandung.

Kami langsung membagikan makanan ringan dan air mineral segera setelah mereka duduk, maksud kami sebagai makanan pembuka karena hari sangat panas dan sudah lewat jam makan siang, pastinya mereka sangat haus. Ketika kami persilahkan untuk langsung dicicipi, tak ada satupun yang mau memakannya saat itu juga, ternyata mereka akan menunggu sampai saat pulang ke rumah. Ibu koordinator pun berkata "Nanti saja bu kalau sudah selesai berdoa baru mereka mau makan." Hatiku langsung terenyuh, apakah mereka menganggap ini adalah bayaran atas doa yang akan mereka panjatkan untuk kebaikan kami di rumah ini? Mereka menganggap kue ini sangat mahal....

Kemudian ketika tiba waktu berdoa, mereka berdoa dengan semangat, dan hannah pun duduk di pangkuan suamiku. Kulihat anak di samping suamiku terus melihat hannah dengan tatapan lembut, usianya sekitar 5 tahun. Hannah yang lagi hobi melempar-lempar barang pun mulai melempar-lempar gelas plastik air mineral kosong yang memang kuberikan padanya sebagai mainan agar tidak rewel. Setiap hannah melempar gelas itu, maka anak disebelah suamiku langsung mengambilnya dan memberikannya kembali kepada hannah, begitu berulang-ulang. Mungkinkah ia sedang merindukan ayahnya?

Ketika baru 10 menit kami berdoa dan bershalawat, kulihat seorang anak berusia sekitar 3 tahun yang tertidur di pangkuan kakaknya. Baru kusadari betapa kecilnya anak ini, rela pergi dari rumah ke rumah untuk mendoakan orang-orang yang mengundangnya. Sedih sekali rasanya melihat pemandangan seperti ini. Padahal berita-berita di tv sering menyiarkan keberadaan fakir miskin, orang-orang yang terlantar, tapi bila tidak dekat dengan kehidupan kita seringkali kita lupa.

Acara tersebut kami akhiri dengan membagikan makan siang dan beberapa buah tangan. Senang sekali melihat mata mereka berbinar-binar ketika menerimanya, tak lupa kami usap kepala mereka satu-persatu ketika meninggalkan rumah kami. Semoga setelah hari itu berlalu kami menjadi manusia yang lebih peka terhadap lingkungan. Dan bukan hanya peka dan simpati, tapi juga melakukan sesuatu.